Jumat, 25 April 2008

CURHATKU KEPADA-MU YA ALLAH.....

Kucintai Engkau dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku membuat diriku lupa pada yang lain Senantiasa menyebut nama-Mu
Cinta karena diri-Mu membuat diriku selalu memandang-Mu
Karena Kau kuakkan hijab
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu
Bagi-Mulah puji dari penghuni semesta.

Ya Allah, Engkau Tuhan Yang Disembah..!
Kuatkanlah imanku dalam keadaan apapun
Dan janganlah Kau bolak-balikkan hatiku setelah Kau berikan hidayah-Mu

Ya Ghaffar, Engkau Maha Pengampun...!
Aku hanya mampu mengungkapkan secuil risalah-Mu
Namun, belum mampu mencegah kemaksiatan
Belum mampu menyentuh hati yang keruh.

Ya Hafizh, Engkaulah Maha Memelihara...!
Lindungilah aku dari kehancuran moral dan mendustakan agama-Mu
Jangan jauhkan aku dari Ramadhan-Mu
Karena di sanalah kutemukan muara tangisan umat-Mu
Jangan jauhkan aku dari si lapar dan si miskin
Karena di sanalah ku menemukan-Mu.

Ya Akbar, Engkaulah Yang Maha Besar...!
Betapa kecilnya diriku dibandingkan kebesaran-Mu
Aku tak mampu melihat kebesaran-Mu dengan mata kepala
Bukalah pintu hatiku agar ada ruang bagi kebesaran-Mu
Bukalah pintu hatiku agar aku dapat melihat rahmat-Mu

Ya Razzaq, Engkaulah pemberi rezeki...!
Niat telah kuikrarkan
Usaha telah kulakukan
Tenaga telah kukerahkan
Aku tak berharap kepada siapapun
Hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan
Bukalah pintu rezekiku...!

Ya Ghani, Engkau Tuhan Yang Maha Kaya...!
Ada orang miskin tak bisa makan enak karena tak ada makanan
Tapi tak sedikit orang kaya yang tak merasakan kelezatan makanan karena sakit

Ya Hakim, Engkaulah Yang Maha Bijaksana...!
Aku ingin menjadi orang yang bijaksana
Aku ingin menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Ya Alim, Engkaulah Tuhan Yang Maha Mengetahui...!
Berilah aku hikmah agar mampu melihat kebaikan-Mu
Berilah aku hikmah agar mampu menyelami tangisan dan impian saudara kami

Ya Jabbar, Engkau Yang Maha Kuasa...!
Kepunyaan-Mulah apa yang ada di langit dan di bumi
Jangan putuskan harapanku untuk menanti nikmat-Mu
Di tengah kesusahan hidupku ini.

Ya Qawi, Engkaulah Zat Yang Maha Kuat
Tanamkan kekuatan-kekuatan dalam hatiku
Agar aku tak menyerah pada kesulitan hidup
Agar aku mampu istiqomah dalam keyakinanku

Ya Matin, Engkaulah Zat Yang Maha Kukuh...!
Tanamkanlah kepercayaan diri dalam jiwaku
Agar aku tak merasa rendah di mata orang lain.

Ya Wasi, Engkaulah Yang Maha Luas
Ketika aku memberi kepada orang lain
Sungguh menambah pahala bagiku
Ketika aku membantu orang lain
Sungguh menambah kecintaan orang lain kepadaku.

Ya Qadir, Engkaulah Yang Maha Menentukan...!
Segala pikiran telah kucurahkan
Segala ikhtiar telah kulakukan
Suara hati telah kudengarkan
Sekarang tetapkanlah KETENTUAN-MU...!

Duhai Al-Amin
Allah Swt dan malaikat-malaikat bershalawat kepadamu
Shalawat kebajikan atas Al-Amin
Semoga orang yang bershalawat kepadanya selalu diberkahi.Amin!
Aku berdiri dalam tangisan diambang senja
Yang aku tahu kematian telah dekat
Namun, adakah surga akan mempertemukan aku dengannya...?

*dari seorang teman

Makassar, 12 Ramadhan 1426 H
Nunuk

8 komentar:

Anonim mengatakan...

cal, lama gak denger berita dari elo... yang gw denger malah kabar duka. dan itu artinya gw kehilangan seorang teman yang baik, yang selalu meringankan tangannya untuk membantu, yg tidak meninggalkan temannya ketika masa2 susah datang.... semoga Yang Maha Kuasa menerima semua amal elo Cal.. dan menempatkan elo dalam tempat yang layak di sisi-Nya. amin.
harmoer FT97

Anonim mengatakan...

met jalan kawan....

Setiap kali saya kehilangan seorang kawan yang pergi terlebih dahulu, saya selalu berusaha menuliskannya. Terutama karena saya ingin mengabadikan kenangan tentangnya melalui tulisan, apalagi kalau ia mati muda. Mati muda tentu bukan pilihan, dan bukan juga sesuatu yang harus disesali, karena ia adalah domain Sang Maha Penentu. Namun saya mencoba mengiringi kepergian para sahabat, keluarga dekat dan orang-orang yang patut dicintai itu dengan mengenang-ngenang hal yang indah tentangnya.

Semoga dengan begitu, Allah Sang Maha Penentu berkenan menghapuskan dosa-dosanya, dan melipatgandakan pahala kebaikan-kebaikanny a. Dan dengan tulisan, saya berharap, saya masih akan mengenang nya hingga waktu menjadi abai, dan saya melebur bersama kenangan itu di hadapanNya.

Saya ingat, dan hanya itu yang melekat dalam kepala saya ketika pertama kali bersua, kawan saya ini datang dengan senyum. Ketika itu pertengahan 1997, dia muncul di pintu kost saya di Gerlong Girang Bandung, mencari adik saya, teman seangkatannya di SMAN 1 Makassar. Ya, kawan ini datang dengan sopannya, tersenyum dan ramah menyapa. Juga matanya yang mungkin tersenyum juga. Kalau tersenyum matanya menjadi sipit, rambutnya yang lurus kemudian seperti melambai di depan mata yang sipit itu. Dan saya yakin, senyum yang dikemas bersama mata yang sipit tentu senyum yang polos, mengajak bersahabat dengan tulus. Dia datang dengan senyum, dan senyum itu tentu punya banyak cerita. Cerita yang jalin menjalin mengantar hidupnya dari Makassar hingga ke Bandung yang, kalau bisa dibilang, begitu singkat.

Faisal Riza, nama kawan saya itu. Usianya tiga angkatan di bawah saya, waktu itu baru saja terdaftar sebagai mahasiswa baru jurusan Astronomi ITB. Tak banyak yang bisa 'tembus' perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia itu, terutama dari daerah timur semisal Makassar. Paling banyak hanya sepuluh diantara seribu mahasiswa baru. Dan dia bisa. Kami pun mencatatnya ke dalam daftar pendek mahasiswa ITB asal Makassar, yang memang cuman segelintir itu. Juga para alumni SMAN 1 Makassar, ikut bangga tentu.

Satu pencapaian luar biasa buat kawan ini dan kebanggaan buat kami, adalah Ical atau Paccala begitu panggilannya – sempat menjadi ketua Himpunan Astronomi (1999). Aktifitasnya ini sempat menjadi bahan guyonan saya," Ah, kamu ini bisa terpilih jadi KaHimp kan karena di jurusanmu orang nya dikit. Setiap angkatan cuman 15 orang, itupun banyak ceweknya". Ichal hanya tersenyum saja membalas candaan saya. Belakangan dia membuktikan, bahwa kapasitasnya sebagai pemimpin jauh melebihi sangkaan saya. Dari situs-situs yang saya telusuri, dan informasi di milis, Ichal sangat aktif di PSIK ITB, think tank mahasiswa ITB. Ichal juga sempat menjadi sutradara Film documenter "Atjech Humanitarian" . Luar biasa, dan saya menjadi cemburu tentu saja!

icalunicef.jpgHingga kemudian senyumnya seperti digambar lagi di benak saya ketika malam jumat lalu (30/10/2008) seorang kawan, adik kelas saya juga, melalui layanan pesan singkat memohon doa atas kesembuhannya. Iwan, teman seangkatan Ichal, mengabarkan kalau Faisal terbaring kritis di UGD Makassar. "Sadarkah dia?" saya buru-buru menelpon si pemberi kabar sehabis membaca pesan singkatnya. "Tidak kanda, sejak dari Bandung dia sudah tidak sadar". Hati saya perih mendengarnya. Dilanjutkan lagi informasinya, " waktu di Bandung, Ical sempat mengeluh sakit kepala, kemudian muntah-muntah. Setelah itu tak sadarkan diri, pingsan dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit. Oleh keluarganya di Makassar, Ichal diminta untuk dikirim pulang. Menurut dokter disini, ada semacam massa bercokol di kepalanya, mungkin tumor!" Masya Allah. Kemudian saya tak bisa bertutur lagi. Selepas mengucapkan terimakasih, saya terkenang kembali kawan ini. Senyumnya, riangnya, candanya. Sambil sesekali memanjatkan doa kepada Sang Penyembuh untuk kebaikannya.

Dalam satu kesempatan, saya sempat berbalas email dengan kawan saya ini. Secara tak sengaja saya menemukan alamat emailnya pada sebuah milis, kalau tak salah ingat milis Ikatan Alumni ITB. Alamat emailnya khas, dan itu yang membuat saya yakin bahwa ia lah pemilik email itu; paccala_astro97 atau ichal_astro97! Ketika itu saya langsung mengiriminya email karena lama tak bertukar kabar. Menanyakan kabarnya, menanyakan kegiatannya. Rupanya selama ini dia masih mukim di Bandung bahkan selepas menuntaskan kuliah di Astronomi ITB, sambil sesekali mudik ke Makassar atau bepergian ke tempat lain. Ketika kutanyakan kerja dimana, dia hanya menjawab polos, „belum nih", cariin dong! Belakangan saya ketahui bahwa Faisal juga menjadi relawan di beberapa bencana alam; Tsunami Aceh 2004, Gempa Yogya 2006, dan lain-lain. Ya, Faisal yang sejak di SMA aktif di kegiatan Palang Merah Remaja, rupanya setelah kuliah aktif juga menyalurkan tenaganya untuk sesama yang sedang membutuhkan.

Kemudian, di jumat pagi, saya menerima pesan singkat lagi. Kali ini dari adik saya, Rustam, yang sedang PTT di Bau-bau. Isi pesannya membuat hati saya luruh, Faisal telah tiada.

Terkenang lagi saya kepada sosok muda yang periang itu, ah segitu muda nya. Mungkin masih 28 atau 29 tahun. Sebegitu banyak kesempatan yang mungkin bisa diraihnya. Ical, menurut beberapa kawan, adalah sahabat yang tangguh, setia kawan, dan pekerja keras. tnetu prinsip-prinsip hidup yang diyakininya membawa dirinya masuk ke pusaran aktifitas yang mengusung moralitas dan semangat untuk membangun bangsanya bersama yang lain. Saya salut, dan cemburu atas beberapa pencapaiannya.

Dari perkawanan saya yang singkat, saya yakin ada banyak cerita yang telah dituliskan di kitab hidupnya. Kitab hidupnya yang, entah tebal atau tipis, munkgin telah penuh dengan coretan baik yang telah selesai ataupun yang masih menunggu diselesaikan, atau malah yang baru di angan-angan, menunggu untuk dituliskan. Tapi takdir Tuhan mungkin jauh lebih baik, dan Tuhanlah yang punya domain untuk merampungkan kitab itu, insya Allah.

Selamat jalan kawan, engkau pergi meninggalkan senyum di pekarangan kenangan hati saya. Mata saya tak sempat sembab, namun hati saya penuh dengan kenangan tentangmu.

Anonim mengatakan...

I love you, bRO..
Semoga engkau tenang di sana, di sisi sang Maha Pencipta, di tempat terbaik yang IA berikan hanya untukmu, karena semua kebaikan dan hanya kebaikan sajalah yang kau lakukan selama hidupmu.
Engkau akan selalu hidup dalam hatiku..
Insya Allah gw ikhlas, bRO...

RumAHCanTiK mengatakan...

Tepat...seperti yang kamu bilang "are u the one??...i hope!!" ya kamu menepati semua janji yang kamu bilang selama ini....seperti yang kamu bilang juga "tidak ada akan yang mengerti antara aku dan kamu..." terimakasih buat semua yang ada didalam mimpiku selama ini.yup!!aku harus bangkit dan jauh lebih dewasa..aku paham!!!semangat yah!!!selamat jalan..aku ikhlas...senyumanmu tadi malam membuatku tenang dan doaku selalu menyertai setiap senyumanmu.

Novi Indriani mengatakan...

wah...
. gambar ini bagus banget
. em... boleh gak aku pakai ini buat cober novel aku ?

Langit Rindu mengatakan...

hmmm.....
rasanya ingin menangis...
apapun yang terjadi....
smg yg terbaik dari Allah menjadi milikmu..

sisiungu mengatakan...

Assalamualaykum...
Salam kenal teman,
Ada haru yang saya tahan,
dari sepotong senjamu, tentang rasa yang beralur tenang. Dia memperkenalkan disaat kita berbeda dunia,
Semoga engkau bahagia disana...

candradewi mengatakan...

Innalillahiwainnalilahiroji'un.. ternyata yang punya blog sudah meninggal.. :(
allohumagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu